Semua ini berawal dari tragedi yang tidak akan pernah di inginkan oleh semua anak-anak di dunia ini. Adakah seorang anak yang tidak memerlukan orang tua? Adakah seorang anak yang tidak butuh kasih sayang dari orang tua? "TIDAK" kalimat itu yang pasti akan diucapkannya. Begitu juga saya! Saya adalah korban dari "PERCERAIAN" dari orang tua saya sendiri, saya adalah anak yang broken home, saya adalah anak yang haus akan kasih sayang, saya adalah anak yang tidak mengenal orang tua saya sendiri, sekalipun mereka selalu berada di sekitar saya. Siapa mereka dan siapa saya? pertanyaan itu yang selalu saya tanyakan pada diri saya.
28 tahun yang lalu saya dilahirkan di (RS. TI) yang berada di kawasan Cimanggis, saya merupakan anak kedua dari empat bersaudara dan merupakan anak cewek satu-satunya. Pasti kalian berfikir jika saya merupakan anak kesayangan! Oh tentu tidak!! Saya merupakan anak yang akan di aborsi, jika saja dokter tidak memberitahu jenis kelamin saya perempuan. Mungkin saya tidak akan berada di dunia ini. Terima kasih dok. Kehadiran saya di dunia ini banyak yang tidak mengharapkannya, orang tua saya bercerita tentang saya dilahirkan. Bapak saya tidak pernah kerumah sakit, Ibu saya berjuang seorang diri dan hanya ditemani tetangga yang bernama Bu Untung. Kondisi perekonomian pun sangat tidak stabil, untungnya ketika saya dilahirkan ibu saya mendapatkan arisan disitulah asal muasal nama tengah saya Aristha yang berarti Arisan.
Dari kecil saya selalu dibedakan dengan kakak saya, dia selalu di manja sedangkan saya dirawat oleh pembantu yang bernama Mbak Mar. Orang tua saya berpisah saat saya masih kecil dan belum mengerti apa-apa
SAYA, saya adalah seorang anak perempuan yang terlahir dari keluarga yang berkecukupan, saya adalah anak kedua (perempuan satu-satunya) dari empat bersaudara, saya adalah a
